BANDUNG, agrobisburung.com – Gatot Indriyanto tak menyangka, burung perkutut produknya bisa bikin heboh di arena perkutut nasional hingga akhirnya terjadi transaksi fantastis. Setelah Dinasty milik H. Kemat Parlemen BF Salatiga, yang dibandrol senilai XPander, kemudian menyusul Gatotkaca, yang ditangan Henry Manila BF Bandung langsung melejit usai deal di-take over Yance Cikeas BF Jakarta.

Gatot didepan kandang TKK NF Bandung.
 Sejak masih piyik burung yang bernama Gatotkaca ini dianggap biasa-biasa saja. Hanya memang, sesekali mengeluarkan kualitas suaranya saat di latih di lapang Si Jalak Harupat. Sampai suatu ketika potensi besarnya terendus Henry Manila, sesame kungmania Bandung, yang memang piawai dalam mencari burung berbakat. “Waktu itu. Pak Henry pas dengar suara istimewanya. Tidak lama kemudian dia langsung ambil Gatotkaca. Saya pun tidak berpikir Panjang dan langsung menyerahkannya. Bahkan, selang sebulan kamudian indukan Gatotkaca yang berasal dari K.333 (PVJ K.4 x AS K.B3), dijebol dengan harga yang lumayan,” ujar Gatot, pemilik TKK BF Bandung.
Ditangan Henry, Gatotkaca yang kala itu masih berusia 6 bulanan dimainkan di kelas piyik Yunior beberapa kali saat lomba di seputar Bandung. Kemudian Gatotkaca dalam perawatan Henry terus memperlihatkan kualitasnya. Puncaknya, saat menginjak dewasa burung yang kini berusia setahun lebih ini menunjukkan performa terbaiknya dalam gelaran Pengda Cup Garut (14/3) lalu. Di Garut Gatotkaca tampil menjanjikan dengan berhasil mengimbangi burung level nasional, seperti Superman, yang akhirnya di-take over H. Kamil Pamekasan dengan nilai Rp 500 juta. Sejak saat itu nama Gatotkaca pun mulai jadi perhatian kungmania Tanah Air. Sampai pada akhirnya burung tersebut dipinang Yance Cikeas BF Jakarta dengan nilai transaksi yang juga cukup fantastis.

Materi indukan Dinasty (TKK K.3).
Sejak nama Dinasty dan Gatotkaca mencuat, Gatot sebagai pemilik asal kedua burung tersebut juga tidak dipungkiri terkena imbasnya. Bahkan, banyak kungmania yang masih menanyakan adik-adiknya Dinasty dan Gatotkaca. Indukan Dinasy masih ada di markas TKK.  Namun, indukan Gatotkaca sudah diambil Henry Manila, sehingga ia pun mengarahkannya ke markas Manila BF. Sedangkan Gatot saat ini focus mencetak generasi berikutnya. Setidaknya, di markas TKK BF pernah lahir burung lomba yang memiliki kualitas istimewa. Hal ini menjadi salah satu modal berharga yang membuatnya semakin percaya diri untuk selanjutnya bisa mencetak Kembali burung-burung potensial.
 “Kita sudah siapkan generasi penerusnya. Mudah-mudahan akan lahir Dinasty-Dinasty dan Gatotkaca-Gatotkaca berikutnya disini,” harap Gatot, ketika ditemui agrobisburung.com di markas.
Di markas TKK berdiri 25 kandang ternak, yang sebagian besar sedang produksi. Kandang dibagi dua, di lantai 2 pengembangan, sedangkan dibawah khusus indukan pilihan. Tercatat 12 kandang merupakan pjlihan terbaik. Mayoritas merupakan trah Dinasy dan Gatotkaca sebagai basic blood-nya. Berikut ini materi kandang unggulan TKK BF Bandung:
K.3 (Cie C.5 |TL.444| x PVJ K.13), K.333 (Sha-Sha Difa VIP 10 x TKK K.3 adik Dinasty), K 444 (Sha-Sha Difa A 3 Semarang x HHH 010), K.555 (DTL K 1 503 x TKK K.3 adik Dinasty), K.666 (Cie K.5 Dinasty x TLT 806 K 8), K.777 (TOP K 888 x Inaya 111 K.5), K.888 (TLT x Sha-Sha Difa 6.A Medan), K.999 (NPD H.8 x TKK 333 adik Gatotkaca). 
K.10 (Den adik Monster x Sha-Sha Difa VIP 9), K.11 (NPD H.8 x Manila C.7 lama), K.12 (Sha-Sha Difa VIP 7 x Cie C.9), K.13 (Palem C.05 x TKK 333 adik Gatotkaca)
Pencapaian ini tidak terlepas dari dukungan rekan-rekan kungmania Bandung. Khususnya para senior yang sudah banyak memberi masukan dan bimbingan untuk kemajuan TKK BF.  “Khususnya untuk Aam AS BF dan Tedy Cie BF, terimakasih suportnya,” pungkasnya. AB-AMA/end

Tinggalkan Komentar