Ahmad Haetami (Kanan) Putra Kedua H Cahaya

KEDIRI, agrobisburung.com – Sebenarnya masih banyak cerita yang belum tercover seluruhnya, namun bila diringkas, kisah 3 kicaumania berikut bisa mewakili sekelumit pengalaman yang terjadi di lapangan.

Ahmad Haetami (Kanan) Putra Kedua H Cahaya

Pertama, siapa tidak kenal nama H Cahaya Khairani Banjarmasin, kerap turun event bergengsi dengan bendera Putra Candi SF dan kebetulan didaulat sebagai pembina LIBAS (Lovebird Indonesia Bersatu).
Waktu itu hadir bersama istri Hj Mispuanti Nahri serta anak kedua mereka Ahmad Haetami berbekal amunisi ‘penuh’ pasalnya burung yang mereka bawa sudah punya nama sekaligus ada yang berharga fantastis sebut saja Gendewo yang dipinang dengan angka fantastis usai memenangi Piala Raja 2017 silam.

Mr Mados Usai LB Dewa Amoy Turun Juara

Ada Den Ayu serta Raden Mas, pernah melambungkan nama H Cahaya saat Piala Gubernur Khofifah silam, gaco terakhir yang dibawa adalah Drupadi. Berangkat dari Ibu Kota Kalimantan Selatan hanya membawa pulang juara 1 dan 3 untuk Raden Mas serta Den Ayu harus puas berasa di posisi ke 4. Ditemui usai gelaran, H Cahaya seperti punya banyak unek unek di kepala, namun hanya sedikit pernyataan yang keluar, di antaranya, “Penilaian juri memang seperti itu ya,” ungkapnya kepada media.

Dari Jakarta Mr Mados Setia Kawal Dewa Amoy

Senada dengan H Cahaya, raihan prestasi kurang maksimal diperoleh Mr Mados Jakarta dengan Lovebird papan atas, Dewa Amoy, bedanya raut wajah mereka masih ada ekspresi sumringah meski di daftar juara, gaco mereka harus puas mendapat juara 2,3,3. Dan, mungkin masih banyak lagi hal serupa yang dialami peserta di luar sana.

Cendet Wisanggeni

Beralih, ke kelas Cendet ada Wisanggeni, milik Ir H Agus Gamping Sleman. Dikawal team Sadis, dipandegani Mr Jombang asli Madura yang sekarang stay di Jogja, sukses menorehkan hattrick. Berbekal materi panjang – panjang isian Lovebird dengan model lagu di split kan.”Style Wisanggeni kayak cendet Petir, gaya mewah, bodi menghentak. Waktu event Valentine juara hattrick, sudah dua tahunan saya pegang, awalnya dari tangan H Gofur Surabaya,” papar Mr Jombang.

Mr Jombang (Kanan) Kawal Cendet Wisanggeni

Sebenarnya, panitia menyediakan 4 kelas, dan Wisanggeni hanya dapat 3 tiket. Andai kebagian semua, bisa quattrick. Lantas, bagaimana perawatannya biar bisa on terus rebut bendera merah? “Soal perawatan, katakanlah besok senin mandi, sampai mau main baru mandi lagi. Kalau cuaca mendung, kakinya saja, kalau panas mandi semua, oh iya sama pakan jelang lomba full kroto,” pungkasnya sembari menambahkan angka penawaran terakhir Wisanggeni berkisar pada 200 jutaan rupiah. AB-IKO

Tinggalkan Komentar