Diklat Juri P4SI Sidoarjo – Surabaya, Didik : Jangan Takut Intimidasi
Diklat Juri P4SI Sidoarjo – Surabaya, Didik : Jangan Takut Intimidasi

Foto bersama peserta dan pengurus P4SI pengcab Sidoarjo dan Surabaya










SIDOARJO, agrobisburung.com – Gebrakan Perkumpulan Penggemar & Pelestari Puter Seluruh Indonesia (P4SI) Pengcab Sidoarjo dan Surabaya untuk mengisi kekurangan sumber daya manusia di bidang penjurian mendapat respon yang bagus. Tidak hanya jumlah peserta yang memenuhi target, tetapi ketua P4SI pengda Jatim Letkol CPM Didik Hariyadi juga hadir dan memberikan spirit dukungan mental bagi para pengadil di lapangan. “Jangan takut intimidasi dari siapa saja, asal menjalankan tugas dengan benar dan fair play, saya yang akan membackup kalian semua,” tandasnya di depan peserta Diklat Juri P4SI.







Lebih lanjut pemilik CPM Bird Farm Madiun menyampaikan, bahwa juri ini merupakan artis di lapangan karena para peserta lomba selain akan memperhatikan burungnya juga selalu memantau gerak gerik juri, sehingga jangankan tindakan, ketipan matapunpun jadi perhatian. “Untuk itu kami meminta juri benar benar harus menjalankan profesinya dengan benar, kalau ada intimidasi jangan takut, tetapi juga jangan sampai menerima pesanan untuk memenangkan dengan menerima imbalan, ini penyakit juri dan jika ketahuan tidak akan kami pakai selamanya,” pesan Didik.


Seperti yang diungkapkan Didik di hobi lain, kadang ada burung yang bunyi bagus, tetapi yang dinilai disampingnya, atau hanya memantau beberapa burung saja sehingga ketika burung lain ada yang mengeluarkan suara emasnya tidak terpantau atau diabaikan. “Ini jangan sampai terjadi di burung Puter, karena kalau juri sudah tidak jujur dan main mata akan ketahuan dan reputarsinya akan habis, karena peserta akan protes jika juri tersebut diterjunkan, daripada panitia menanggung resiko lebih baik juri tersebut tidak dipakai,” terangnya

Diklat juri P4SI yang digelar di Perum Panorama Regency Sidoarjo (21/6) diikuti 15 peserta dan beberapa penghobi yang ingin mengetahui seluk beluk penilaian selain juga pengurus pengcab P4SI Sidoarjo dan Surabaya sebagian juga hadir tidak kurang dari 25 orang ikut ambil bagian, bahkan peserta tidak hanya laki-laki tetapi juga ada wanita yang yang tertarik untuk terjun sebagai juri yaitu Sylvia yang tidak lain istri Subiantono Ketua P4SI Pengcab Surabaya. “Selain memang ingin memperdalam kreteria suara Puter Pelung, saya juga ingin mensuport hobi yang dijalani suami,” papar Sylvia.

Materi yang dipapar cukup menarik dan dikupas tuntas, penyaji pertama Sofwan ketua P4SI Pengcab Sidoarjo sekaligus juri senior mengulas tentang menilai suara depan, tengah dan belakang (ujung), disamping dasar suara serta gaya irama serta bobot penilaianya. Sesi kedua setelah istirahat dilanjut pemateri kedua Muklis juri nasional yang sudah terjun di berbagai lomba besar menyampaikan dari sisi prosedur penilaian dan aplikasinya di lapangan.

Para peserta dari segi pemahaman memang cukup mengerti apalagi rata-rata mereka selain memiliki keinginan kuat untuk menguasai materi penjurian juga sudah memiliki dasar hobi di burung Puter, namun ada beberapa peserta diantaranya Zainul menginginkan kegiatan ini harus ditindak lanjuti dengan praktek di lapangan. “Karena penjurian tidak cukup memahami secara tertulis tetapi yang lebih penting pengalaman di lapangan,” kata Zainul yang selama ini sudah terjun sebagai juri burung Ocehan.
Di tempat terpisha Subiantono, tidak hanya setuju usulan peserta tetapi memang sudah diagendakan, nantinya saat ada Latber yang rencananya rutin digelar di Karang Pilang Surabaya mulai tanggal 28 Juni 2020, peserta Diklat Juri akan diterjunkan, pertama didanpingi juri-juri senior, setelah ada yang layak dan bisa dilepas berikutnya akan diterjunkan langsung. “Namun jika masih belum siap secara mental akan terus didampingi sampai berani mandiri,” ujar pemilik Wanoro Seto Bird Farm. AB-UTE
Tinggalkan Komentar





Tinggalkan Komentar