Hobi Kicauan “Bersemi” di Kebun Bibit, H. Chamto langsung Berburu & Gantang Murai Batu
AGROBISBURUNG.COM – Sejak tahun 1990 kicau mania yang satu ini suka burung murai batu dan Cucak Rowo karena suaranya yang keras dan bikin telinga lega mendengarkan ocehannya. Adalah H Chamto yang mulai tertarik di kicauan karena lihat lihat lomba burung di Kebun Bibit Surabaya, apalagi setelah tahu kalau burung yang disuka adalah salah satu jenis burung kicauan yang Figther dan mempunyai gaya khas dalam bertarung. “Makanya saya lebih suka Murai Batu dibanding dengan burung lainnya, tipikal Figther dan gaya bertarungnya sungguh memukau,” jelas pria berputra tiga ini.
Saat itu masih belum lomba tertarik lomba cuma dipelihara saja, nah ketika di ajak temannya melihat lomba di kebun bibit beberapa tahun yang lalu, membuatnya terpana melihat antusias lomba dan terlihat guyup pada saat itu. H Chamto mulai tertarik dan ingin mendapat banyak teman dari lomba tersebut. Niatnya baru kesampaian di tahun 2016, Abah Chamto mulai ‘getol’ lomba burung. Berbagai even besar yang sering diikutinya. Gaconya Chentral dan Gajah Mada sekarang menjadi andalannya di setiap even yang diikuti.
” Memang lomba bagi saya hanya sekedar hobi dan ingin tambah saudara, dan jarang ikut even yang jauh seperti Piala Radja di Jogjakarta, paling jauh di Malang, sekalian mengajak keluarga untuk rekreasi, ” ungkapnya. Menurutnya Keluarga lebih utama baginya. ” Malah setiap lomba anak pertama dan kedua saya, pasti ikut lomba, ” tuturnya. Hebatnya lagi semua burung kesayangannya dirawat sendiri dibantu Agus untuk setiap harinya.
Selain dua gacoannya H. Chamto juga merawat beberapa burung masteran seperti Kenari, Cililin, Cucak Keling, Prenjak, Cendet dan Lovebird. “Sebetulnya saya belinya untuk masteran tapi kadang untuk mengisi sesi lomba lainnya saya membawa Kenari dan Lovebird untuk saya gantangkan, ” jelas pria yang juga pengusaha properti ini. Koleksi Lovebird dia beli dari anakan “Suro” (Lovebird jawara tapi sekarang sudah meninggal) dengan harga Rp. 5 juta yang durasinya cukup panjang tapi masih belum ketemu stelan pas untuk bisa top performan dilomba, dan di percayakan kepada Ifan yang masih keponakannya untuk merawatnya. H. Chamto memberi nama Menteng Singel Figther sama seperti perumahan yang dikelolahnya.
“Biar serasi sama usaha saya agar mudah dikenal dan bisa jadi simbol hobi saya dikalangan kicau mania,” ujarnya pria berpenampilan kalem sambil tersenyum. Sedangkan kecintaannya dengan burung perkutut berawal dari tiga tahun yang lalu ada burung perkutut liar datang sendiri kerumahnya. “Saya ingat benar setelah Sholat Maghrib, burung itu masuk kerumah, saya pegang dan terus saya pelihara sampai sekarang nama burung itu ‘Soleman’,” kenangnya.
Abah Chamto juga hobi pekrutut, ada dua koleksi burung perkutut kesayangannya selain Soleman yaitu Kalijogo, termasuk jenis perkutut Albino mata merah pemberian tahun yang lalu dari Kyai H. Supriyatin yang merupakan guru spiritualnya dan pengasuh Padepokan Kalijogo Prayungan Bojonegoro. ” Saya diwanti-wanti untuk merawatnya dengan baik dan burungnya tiap kali saya pulang pasti bunyi,” tegasnya.
Untuk tahun 2019 H. Chamto menyimpan amunisi baru Murai Batu baru lepas trotol. ” Insya Allah amunisi baru ini suaranya lebih tebal mentalnya juga bagus dan sudah masuk msteran Cililin, Kenari, dan Lovebird masih “ngurak” dan sekarang waktunya di beri master agar variasi lagunya lebih banyak, ” tegasnya. Selain itu Dia ingin juga ikut lomba burung perkutut, dan mulai mengkoleksi beberapa burung kelas lomba. ” Ini semua saya lakukan hanya sekedar hobi dan ingin menambah saudara khususnya pecinta burung perkutut, “tutupnya saat ditemui agrobisburung.com dikediamannya.
Tinggalkan Komentar