2. Endik Gundul yang bernama asli Endik Sugianto, tampak sedang bersama Bupati Mojokerto, Mustofa Kamal Pasa di suatu acara.(www.mojokertokab.go.id)

AGROBISBURUNG.COM – MOJOKERTO.Liga Kicau Mania Indonesia (LKMI) bakal turun gunung lagi? Begitulah kabar angin yang menyebar dari mulut ke mulut di kicau mania Jawa Timur. Event organizer (EO) pertama yang kontroversial dengan ide-ide gilanya di kontes kicauan ini, kabarnya bakal meramaikan dunia perburungan lagi. Benarkah LKMI yang jadi EO “swata” pertama diluar PBI saat itu bakal comeback ?

Endik Gundul yang bernama asli Endik Sugianto, tampak sedang bersama Bupati Mojokerto, Mustofa Kamal Pasa di suatu acara.(www.mojokertokab.go.id)

LKMI di era 1996 – 2002, menjadi event organizer kontes kicauan pertama yang “berani” melawan arus kebijakan organisasi setingkat Pelestari Burung Indonesia (PBI). Ide dan inovasinya di perburungan menyeruak dari pulau Jawa, Bali, Sumatera  hingga Kalimantan. Benderanya berkibar dengan komando langsung dari sosok inovator Endik Gundul.

Endik Gundul sempat terlihat di salah satu lomba burung di Mojokerto

Inovasi yang digulirkan LKMI tak hanya sebatas sistem lomba dan penilaian kualitas burung saja. Tetapi hampir di seluruh sisi kebutuhan gelaran lomba, LKMI bisa disebut sebagai sumber inovasi dunia kontes kicauan yang saat ini berjalan. Bahkan urusan trophy saja, LKMI menjadi organizer pertama yang memberikan trophy berbentuk artistik pada kicau mania. Organisasi yang terlahir dari Bumi Mojopahit itu, akhirnya mampu memantik munculnya event organizer lainnya, khususnya di Jawa Timur.

Sebut saja munculnya PKBI (Paguyuban Kicau Burung Indonesia) – Surabaya yang dipimpin Yu Lok. PKBM (Paguyuban Kicau Burung Mojopahit) – Mojokerto pimpinan Bun Ie. Liga Burung Indonesia (LBI) – Surabaya yang dipimpin H. Wahidin (Angga). Pagar 2000 – Malang yang dipimpin Effendy Alam Sakti. PBI Perjuangan – Malang yang dikomandani Didik SP. Hingga polemik itu sempat membuat carut marut dunia perburungan Jawa Timur dan muncullah Asosiasi Juri Independent Indonesia (AJII) di Surabaya.

Endik Gundul sebagai Kepala Desa bersama jajaran Perangkat Desa Pandan Arum, Pacet, Mojokerto. (@instagram_desapandanarum)

“LKMI saat itu dan mungkin hingga sekarang, menjadi motor penggerak di dunia perburungan. Kicau mania yang paham sejarah lomba burung berkicau, tentu akan memahami hal itu. Makanya kalo ada kabar LKMI bakal turun lagi dan berlaga menggelar kontes kicauan, tentu dunia perburungan semakin menyenangkan,” ujar Harto (52 tahun), kicau mania kawakan asal Mojokerto yang mengaku pernah menjadi salah satu crew dari event organizer perburungan.

Hal senada juga diungkapkan Jupri (47), kicau mania asal Pasar Splendit – Malang. Menurutnya, lomba kicauan sekarang terlihat ramai tetapi kurang inovasi. Aktivitas lomba sudah tidak se-prestisius era 90-an. “Saat ini seperti terjadi pemaksaan lomba. Bayangkan, tiap hari ada latpres atau latber. Bila ada lomba yang besar, tentu event organizernya akan berhitung sekali. Apalagi kualitas juri sekarang cenderung sesuai organisasinya dan tidak berdasar pada standar nasional,” ungkapnya dengan nada kecewa.

JEJAK ITU MASIH ADA SEBUAH AWARD UNTUK PELESTARIAN SEBENARNYA

Bila LKMI kembali, lanjut Jupri, harus menggandeng AJII. Selain dominan kriteria penilaian burungnya banyak yang sama, kedua organisasi itu terhitung kenyang pengalaman. “Saya dukung LKMI untuk turun gunung. Selain meramaikan nafas kompetisi, setidaknya akan ada nilai prestisius yang kembali muncul dan bukan karena sekedar mengais rupiah,” ujarnya menegaskan.

Sementara itu, berdasarkan penelusuran jurnalis agrobisburung, Endik Gundul sejak 3,5 tahun lalu kabarnya sudah menjadi Kepala Desa. Tepatnya di Desa Pandan Arum, Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto. Bagaimana sejatinya keinginan LKMI bakal kembali meramaikan dunia kontes kicauan. Tunggu kabar selanjutnya berdasar investigasi jurnalis media ini.

Tinggalkan Komentar