Hendry WAT Tasikmalaya Tak Ingin Terlena dengan “Zona Nyaman”, Tetap Update untuk Jaga Kualitas Produksi & Mencapai Hasil Optimal
Bisa menghasilkan anakan perkurut dengan kualitas merata merupakan salah satu indikasi keberhasilan peternak. WAT BF Tasikmalaya selama ini dikenal konsisten dalam mencetak burung berirama dengan air suara (latar) istimewa. Pakem ini ditetapkan WAT BF yang dimulai oleh Watma Subandi sejak era 80-an, kemudian dilanjutkan Hendry WAT sejak 1995 hingga saat ini. Hal ini tentunya setelah melalui proses tahapan sesuai perkembangan dijamannya masing-masing. Sampai pada akhirnya disempurnakan dengan kualitas over all-nya yang memenuhi syarat: volume besar, berirama dan air suara (latar) istimewa.

Hendry WAT Tasikmalaya, selalu mengikuti perkembangan terkini.










TASIKMALAYA, agrobisburung.com – Bisa menghasilkan anakan perkurut dengan kualitas merata merupakan salah satu indikasi keberhasilan peternak. WAT BF Tasikmalaya selama ini dikenal konsisten dalam mencetak burung berirama dengan air suara (latar) istimewa. Pakem ini ditetapkan WAT BF yang dimulai oleh Watma Subandi sejak era 80-an, kemudian dilanjutkan Hendry WAT sejak 1995 hingga saat ini. Hal ini tentunya setelah melalui proses tahapan sesuai perkembangan dijamannya masing-masing. Sampai pada akhirnya disempurnakan dengan kualitas over all-nya yang memenuhi syarat: volume besar, berirama dan air suara (latar) istimewa.







Konsistensi ini mampu dijaga WAT BF berkat tangan dingin Hendry WAT yang jeli dalam proses mengolah bahan-bahan (indukan) pilihan sesuai kebutuhan pasar. Sehingga sejak dulu hingga sekarang WAT BF tak pernah ditinggalkan penggemar setianya. Bahkan, produksinya bisa diterima semua lapisan Kungmania. Tidak hanya peternak dan pelomba, tetapi juga penggemar rumahan. Ia pencetus istilah burung volume besar dengan irama dan air suara (latar) mewah.



Di dunia hobi perkutut Tanah Air, Hendry WAT bisa dibilang tokoh fenomenal dan pemberani. Setiap langkahnya selalu jadi perhatian Kungmania Tanah Air. Baik di breeding maupun arena lomba, selalu bikin gebrakan yang menghebohkan. Aksi transfer burung juara hingga indukan istimewa selalu fantastis. Menurut Hendry WAT, semua ini dicapainya berkat doa dan support semua kalangan Kungmania Indonesia. Menjadi motivasi bagi Hendry WAT untuk terus berkarya dan berinovasi untuk kemajuan perkutut Tanah Air. Oleh karenanya, ia selalu berusaha mempersembahkan yang terbaik.

Agar tak ketinggalan update terkini, Hendry WAT selalu berusaha mengikuti perkembangan melalui media sosial dan info dari lapangan. Ia berusaha agar tak kecolongan dengan situasi seperti dulu yang pernah dialaminya. Ketika saat itu produksinya stabil dan sudah memiliki pasar tersendiri. Ya, Hendry WAT tak ingin terlena dengan “zona nyaman” yang sempat dirasakannya pada era 2000-an, ketika semua hasil produknya di-booking total dengan adanya ikatan kontrak bersama Alm. Atiek Sukabumi selama 6 tahun, dari tahun 2002 hingga 2008. “Waktu itu semua hasil produksi WAT sudah ada yang nampung. Jadi kita tidak pusing. Ibaratnya, mau keluar burung gimana pun sudah pasti dibeli. Tapi jadi malah keenakan dan bagi saya tidak ada tantangannya. Yang dikhawatirkan bisa mempengaruhi kualitas produksi,” ungkapnya.

Kali ini, tambah Hendry, ia ingin menikmati setiap perubahan yang dilakukan. Prinsipnya, tidak ada pasangan indukan yang abadi. Perubahan bisa terjadi kapan pun. Seperti yang dilakukannya awal pekan lalu misalnya, ia baru saja menjebol pasangan indukan LPM N.6 x LPM N.29 dari kandang C.666 di Cristal BF Surabaya. Menyusul kemudian, juga menjebol betina LPM N.30 dari kandang Cristal A.11. “Jika masih dirasakan kurang, ya ganti dengan pasangan yang lebih baik. Jadi ada tantangannya. Karena disitu lah seninya,” tambahnya.
Dalam mencetak burung dengan kualitas over all-nya memenuhi syarat, Hendry WAT mengaku hingga saat ini tingkat keberhasilannya baru mencapai 70%. Namun ia akan terus berupaya meningkatkannya lagi hingga mencapai hasil maksimal. Ia menerapkan komposisi 50-50 dalam mengkom ibasikan materi import dengan lokal. Tetapi tidak mesti stiap pasangan adalah Silangan import dan lokal. Jika materi lokal memenuhi syarat kualitasnya, bisa saja pasangannya lokal x lokal. Atau juga sebaliknya, bisa jadi import x import. Jadi menyesuaikan kebutuhan.
Mengenai penyilangan materi indukan berdasarkan karakter suara, Hendry WAT sudah melewati proses yang panjang. Berdasarkan pengalamannya, ia sudah paham individu mana yang harus disilangkan. “Misalnya, jika burung besar dengan burung besar, bisa dipastikan hasilnya 80% pasti besar. Kemudiah, jika burung irama dengan burung irama, hasilnya akan dominan volume kecil. Sedangkan burung air suara mewah dengan air suara mewah, hasilnya akan kurang maksimal. Bahkan, cendrung suaranya mendem (ga keluar),” pungkasnya.
Tinggalkan Komentar





Tinggalkan Komentar