Hendry WAT Tegaskan Pentingnya Materi Import untuk Hasilkan Burung Kualitas Lomba, Materi Lokal Tetap Diperlukan untuk Mengimbangi

Saat ini masih ada anggapan miring terhadap burung perkutut import dari Thailand. Jika materi import cenderung susah dikembangbiakkan atau diternak untuk diambil anakannya. Ada juga yang beranggapan, jika materi import hanya mengandalkan volume besar tanpa ada Irama dan air suara. Selain itu, materi import juga dianggap memiliki sejumlah kekurangan untuk dijadikan bahan indukan. Menanggapi hal tersebut, agrobisburung.com  mencoba menelusuri dan bertanya kepada salah seorang pelaku breeding atau peternak perkutut sekaligus pelomba senior Tanah Air, Hendry WAT Tasikmalaya. Sejauh mana peran penting materi import bagi perkembangan dunia breeding dan burung lomba di Indonesia. Menurut Hendry WAT, materi import memiliki peran penting bagi perkembangan hobi dan bisnis didunia perkutut Tanah Air.

Tinggalkan Komentar

Hendry WAT & Kandang WAT BF Tasikmalaya.

TASIKMALAYA, agrobisburung.com – Saat ini masih ada anggapan miring terhadap burung perkutut import dari Thailand. Jika materi import cenderung susah dikembangbiakkan atau diternak untuk diambil anakannya. Ada juga yang beranggapan, jika materi import hanya mengandalkan volume besar tanpa ada Irama dan air suara. Selain itu, materi import juga dianggap memiliki sejumlah kekurangan untuk dijadikan bahan indukan. Menanggapi hal tersebut, agrobisburung.com  mencoba menelusuri dan bertanya kepada salah seorang pelaku breeding atau peternak perkutut sekaligus pelomba senior Tanah Air, Hendry WAT Tasikmalaya. Sejauh mana peran penting materi import bagi perkembangan dunia breeding dan burung lomba di Indonesia. Menurut Hendry WAT, materi import memiliki peran penting bagi perkembangan hobi dan bisnis didunia perkutut Tanah Air.

Hendry WAT & Kandang WAT BF Tasikmalaya.

Berdasarkan sejarahnya saja sudah jelas, jika burung perkutut yang dilombakan saat ini merupakan turunan dari trah import. Burung perkutut yang ada saat ini di lomba-lomba maupun di kandang ternak awalnya merupakan hasil pengembangan burung lokal hasil tangkapan hutan dengan burung perkutut Bangkok. Kemudian dikembangbiakkan selama puluhan tahun, hingga saat ini dikenal sebagai perkutut Bangkok. Itu kenapa disebutnya perkutut Bangkok, karena memang sejarahnya ada hasil pengembangan dengan burung Bangkok. Sehingga burung perkutut lokal saat ini identik dengan burung hasil tangkapan hutan. Yang kemudian terbagi dua komunitas. Burung perkutut Bangkok dengan bendera organisasi P3SI, sedangkan burung lokal dengan organisasinya P4LSI.

Showroom Legendaris WAT Wayang Tasikmalaya yang lebih 30 tahun menjadi saksi bisu perjalanannya

Mengenai burung import yang dianggap susah dikembangbiakkan dan tidak berpengaruh bagi kualitas burung lomba, Hendry WAT balik mempertanyakan. Saat ini burung lomba mana yang diatasnya tidak ada materi import? Sejak jaman dulu hingga sekarang, materi import sudah melekat dan mendarah daging dengan burung-burung juara di Indonesia. Lebih simpelnya Hendry WAT mengambil contoh sejumlah burung juara LPI beberapa tahun terakhir ini misalnya, jika ditelusuri tetap ada materi import-nya. Baik secara langsung maupun tidak langsung. Misalnya, ada trah dari kakek-nenek atau buyutnya. Bahkan, tidak sedikit yang langsung dari bapak atau ibunya. “Meskipun hasil ternak lokal (ring Indonesia), tapi tetap saja atasnya ada import,” jelas Hendry WAT.

Kemudian Hendry WAT menambahkan, sesuai perkembangannya saat ini materi import memang sudah terdapat pada indukan-indukan trah juara. Sehingga pengembangannya bisa lebih cepat mendapatkan hasil yang diinginkan. Sesuai dengan karakter terkini: volume besar, berirama dan air suara (Ng) istimewa. Namun, ada pula sejumlah peternak yang mengembangkan materi import langsung. Yakni, bahan atau indukan bapak atau ibunya import. Kemudian disilangkan dengan materi lokal atau hasil pengembangan peternak Indonesia. Seperti yang dilakukan Hendry WAT dalam mengembangkan materi import dan lokal di kandang WAT BF Tasikmalaya selama ini.

Dalam mencari bahan atau indukan import, Hendry WAT juga tidak sembarangan memilih. Ia mengutamakan bahan yang sudah jadi atau bukan mentahan. “Pasti saya pilih yang terbaik dan istimewa. Bukan bahan mentahan tapi yang sudah jadi. Maksudnya, bahan yang sudah lengkap, volume besar, berirama dan air suara istimewa. Kemudian, kita tinggal melengkapinya dengan materi lokal. Karena bagi saya di WAT komposisinya tetap 50-50%. Lokal dan import jadi sama pentingnya. Makanya saya tetap pakai import, tapi juga tidak melupakan lokalnya tetap ada. Materi lokal dipakai untuk mengimbangi,” pungkas Hendry Wat

Tinggalkan Komentar