Baru mendarat ke markas WAT BF Tasikmalaya: TL No. 19 (Paman Super Diplomat), 7 ekor TL. 03T & 2 ekor betina Istimewa HIKL. Rombongan terbaru ini merupakan hasil perburuan terakhir yang dilakoni Hendry WAT yang kemudian ditindaklanjuti dengan negosiasi.
TASIKMALAYA, Agrobisburung.Com –Baru mendarat ke markas WAT BF Tasikmalaya: TL No. 19 (Paman Super Diplomat), 7 ekor TL. 03T & 2 ekor betina Istimewa HIKL. Rombongan terbaru ini merupakan hasil perburuan terakhir yang dilakoni Hendry WAT yang kemudian ditindaklanjuti dengan negosiasi. Sempat alot, negosiasi pun berujung transaksi spekatakuler. Ya, terutama perekrutan indukan jantan TL No. 19 (KSB No. 01 x TL No. 37) yang dijebol dari kandang TL 09T. Jantan ini adalah adik dari bapak Cristal Super Diplomat, seibu-sebapak.
Hendry WAT santai bersama Pangkostrad Letjend TNI Besar Harto (2019).
“Karena di kandang TL 09T ini produksinya terbatas. Hanya beberapa strip saja yang seibu-sebapak dengan bapaknya Super Diplomat. Ini pun harus menunggu 4 hari untuk deal, setelah negosiasi alot dengan Pak Haji TL” jelas Hendry WAT.
Hendry WAT juga memborong sebanyak 7 ekor dari salah satu kandang unggulan, TL No. 03T (TL No. 04T x RCC No. 6). Ia berani memborong banyak anakan kandang No. 03T karena sudah terbukti kualitasnya. Sebelumnya ia sudah pernah punya seekor. Materi ini termasuk favorit di markas WAT BF, yang menempati kandang WAT Scorpion. “Anak-anaknya merata kualitashya. Keluar anaknya bagus-bagus dari kandang Scorpion. Makanya saya ambil banyak,” ujarnya.
Selain itu, Hendry WAT juga merekrut 2 ekor betina istimewa dari HIKL. Dengan alasan komitmen dengan Adil HIKL, ia enggan menjelaskan secara detail materi dari kedua betina ini. Yang pasti harganya lumayan mahal.
Hendry WAT menambahkan, kenapa hingga saat ini ia masih terus berburu materi jempolan import dari sejumlah peternak pilihan Thailand. Salah satu faktornya adalah materi indukan yang sesuai kebutuhan breeding untuk mencetak kualitas burung terkini tetap masih mengandalkan materi import.
Di Thailand sekarang sudah beda dengan dulu. Dulu cuma besar, tapi gembos. Sekarang selain besar, juga air suara (ng) mewah. Saat ini, di Thailand kualitas produksinya sudah semakin berkembang. Materi atau bahan yang dibutuhkan ada disana. Yakni, kualitas individu burung dengan volume besar yang berirama dan air suara istimewa.
“Harus diakui, kita masih ketinggalan satu langkah dari peternak Thailand. Untuk mendapatkan materi yang diibutuhkan kita harus ambil kesana. Karena volume kecil-midle dengan irama istimewa ada di Indonesia,” jelasnya.
Hendry melanjutkan, seperti yang sudah diketahui publik perkutut Tanah Air, bahwa sejak dulu WAT BF konsisten dengan pakem andalannya: volume besar, berirama dan air suara (ng) istimewa. Hal ini hukumnya wajib, jadi syarat mutlak. “WAT tidak mau beli bahan. Kita belinya yang besar, irama dan air suara (ng). Nantinya, besar-berirama-ng disilangkan lagi dengan individu yang sama, selesai. Dengan begitu, kita otomatis memotong jalur. Nanti kita tidak memerlukan bahan-bahan lagi. Karena sudah tersedia individu-individu yang dibutuhkan di WAT,” ungkap.
Melalui pemberitaan ini, Hendry juga sekaligus menjawab hal-hal yang dipertanyakan kungmania Tanah Air. Diantaranya, banyaknya indukan kandang unggulan yang dijebol sejumlah peternak dari berbagai blok. Disamping juga banyak pasangan yang dirombak dan diganti dengan yang baru. Kondisi ini bagi Hendry WAT merupakan hal biasa dalam dunia breeding perkutut. Sebagai antisipasinya, ia sudah menyiapkan materi-materi baru. Makanya, ia tak begitu khawatir dengan situasi demikian.
“Bagi WAT semua burung dijual. Tidak ada istilah burung simpanan. Selama ada pembeli, semua dijual, baik anakan atau indukan. Sebagai antisipasinya, saya terus update materi indukan. Termasuk membeli materi terbaru dari TL dan HIKL seperti sekarang,” pungkasnya.
Tinggalkan Komentar