Gazza, produk Bud's BF moncer di Owngda Cup Garut.
GARUT, Agrobisburung.Com –Di gelaran konkurs regional Pengda Cup Garut (26/11/23), Nurdin Budiman atau akrab disapa Budi Bud’s menurunkan satu andalannya di kelas dewasa bebas yang bernama Inovasi (WA). Kemudian tiga produk sendiri uji coba di kelas hanging, yakni Gazza, Tak Kusangka dan Dewa Senja. Hasilnya, Inovasi masih stabil dijalur podium dengan meraih juara 5 dewasa bebas. Sedangkan Gazza meraih juara 1, Tak Kusangka (10) dan Dewa Senja (15). Nama terakhir adalah milik H. Aceng Muklis Garut.
Empat piala yang diborong Budi Bud’s tak berarti apa-apa jika dibandingkan kepuasannya bisa mengorbitkan juara hasil kebun sendiri. Ya, tiga produknya merupakan hasil racikan sendiri dengan materi indukan pilihan yang dikoleksinya. Gazza misalnya, merupakan anak dari salah satu kandang unggulan Bud’s K.1 dengan jantan ANO (AD x WAT Ratu Mutiara) dan betina Bud’s (WAT 2 Mutiara x SSS).
Budi Bud’s sendiri baru aktif dunia perkitit sejak tahun 2020 lalu atau baru jalan 3 tahun. Meski termasuk pemula, namun Budi memiliki potensi menjanjikan. Eksis di lapangan diawali dengan mengoleksi burung-burung siap lomba dari beberapa peternak ternama asal Jabar. Diantaranya, Palem, WAT, WA, NZM, dll. Namanya pun mulai dikenal kalangan kungmania Tanah Air.
Memasuki tahun kedua, ia pun mulai merintis kandang sendiri. Sebanyak 10 kandang didirikannya di kediamannya, Jl. Kudang 2 No. 54 Wanaraja, Kab. Garut, Jawa Barat. Dari jumlah tersebur7 kandang dimaksimalkan untuk produksi. Sedangkan sisanya ia gunakan untuk seleksi indukan. Materi yang digunakan pun bervariasi yang disesuaikan dengan kebutuhan materi indukan. Di antaranya, WAT, Palem, NZM, SSS, Ano, dll.
Baginya, main perkutut lebih dikarenakan hobi untuk mengisi kekosongan waktu disela-sela kesibukannya bekerja sebagai pengusaha sukses. Oleh karenanya, saat menjalaninya ia tanpa beban dan santai. Jika juara dilapang disyukurinya. Kalau pun kalah, ya dinikmati saja. Dalam breeding pun, ia tidak komersil atau menjadikan lahan bisnis, dan lebih cenderung memanfaatkannya untuk belajar dan berinovasi dalam mencetak burung juara hasil kebun sendiri. “Sekarang sudah ada hasil kandang sendiri, yang sudah layak. Alhamdulillah… Pencapain selama ini tidak terlepas dari support para senior atas bimbingan penilaian kualitas suara burung perkutut lomba maupun untuk breeding,” ungkap Budi.AB-AMA/end
Tinggalkan Komentar