“Come Back-nya” Hendry WAT Menambah Gairah Perkutut Tasikmalaya, Para “Inohong” Siap Sukseskan LPJJB #4 Tasikmalaya Bangkit
TASIKMALAYA, Agrobisburung.Com – Kembali “turun gunung-nya Hendry WAT dari “pertapaan” membawa angin segar bagi dunia perkutut Tanah Air. Terutama bagi perkutut Jawa Barat dan khususnya Tasikmalaya. Setidaknya hal itu terlihat beberapa tahun belakangan ini perkutut asal Kota Resik memang kembali nenggeliat. Terutama sejak “come back-nya” Hendry WAT. “Bagus, rame lagi Tasik. Terutama kalau Hendry WAT benar-benar turun lagi. Bisa tambah rame perkutut Tasik, Jabar bahkan Indonesia,” ujar Sandy ITP, yang senada dengan Yanto T2L, kungmwnia senior Tasikmalaya.
Setahun belakangan ini Hendry menyatakan kembali terjun untuk ikut meramaikan dunia perkutut Indonesia. Yang diawali dengan membeli salah seekor burung prospek asal Tasik bernama Dollar (Ano), yang kemudian menjebol indukannya sekaligus. Akhirnya Dollar dan induknya pun kini masuk jadi aalah satu kandang unggulan dalam rilis materi terbaru WAT BF 2023.
Kemudian Hendry pun terus berburu materi-materi “fresh” untuk memperkuat formasi kandang terkini WAT BF. Diantaranya, memboyong materi-materi lokal dan import piilihan. Termasuk sejumlah materi terbaik dari Cristal BF Surabaya: Cristal Super Diplomat, Trah Mick Doohan, Trah Cristal CCC, Trah Cristal DDD, kemudian betina istimewa dari AD Chana Thailand dan terakhir betina ciamik HiKL 86 & TL 36.
Berbekal pengalaman yang sudah lebih dari 25 tahun mengolah breeding perkutut berkualitas, Hendry pun tak membutuhkan waktu lama hingga WAT bisa kembali mendapat tempat dihati kungmania Tanah Air. Hasil produksi materi terbaru yang dirintisnya setahun lalu, kini mulai membuahkan hasil positif. Produk WAT generasi pertama yang dikemas dengan promo “Darah Ningrat Harga Bersahabat” berhasil “booming” dan mendapat reaksi positif dari kungmania Tanah Air. Tidak hanya para pemula yang bisa “mencicipi gurihnya olahan koki” Hendry WAT dengan harga terjangkau, tetapi juga sejumlah peternak besar lintas blok juga ikut menikmatinya. “Puji syukur.. Promo berhasil. Mendapat respon bagus dari kungmania Tanah Air,” ungkap Hendry WAT.
Tak dipungkiri, gebrakan yang dilakukan Hendry WAT juga memberi dampak positif bagi perkutut Tasikmalaya. Dengan bangkitnya Hendry WAT semua pemain tasik mulai ramai cari materi. Sejumlah kalangan kungmania mengakui dan sepakat jika Hendry WAT sudah membawa angin segar bagi kemajuan perkutut Tasikmalaya. Bukan 1 atau 2 orang yang berbicara, kalau Hendry WAT bangkit, perkututan seluruh indonesia juga ikut ramai. Tak sedikit pula yang merasa terheran-heran atas pencapaian Hendry WAT dalam waktu singkat. Mereka mengakui tangan dingin Hendry WAT yang selalu mencuri perhatian dan bisa bikin heboh dunia perkutut Tanah Air dalam setiap pergerakannya. Bahkan tidak sedikit pula yang merasa aneh terhadap “manuver” Hendry WAT, yang saat ini lebih mengedepankan “harga murah dengan kualitas mewah.”
Hendry WAT bersama sejumlah “inohong” (sesepuh) perkutut Tasikmalaya lainnya, seperti Abay Palem, Sun Hian & Robby WA, Akien ABC, Yanto T2L, Acong New KWN, Sandy ITP, Dr. Tan TMC, Sus KLC, Dedy DP-NL, H. Yadi Tunas, H. Dodih Pengda, Maman Naga Chung, beserta para peternak pemula Tasikmalaya siap menyukssskan gelaran LPJJB #4 yang akan digelar di lapang Palem Tasikmalaya, 5 Nopember 2023, mendatang. “Siap, kita sama-sama sukseskan LPJJB di Tasikmalaya nanti. Perkutut Tasikmalaya siap bangkit,” tandasnya.
Hendry juga mengungkapkan sisi negatif di dunia perkutut yang sempat dan sering dialaminya. Bahkan mungkin juga dialami beberapa peternak besar di Tanah Air. Yakni adanya oknum “makelar” atau “calo”. ” WAT banyak dijatuhkan atau dijelekan oleh para oknum makelar atau calo. Soalnya WAT ga suka ngasih komisi ke makelar. Jaman sekarang yang jelas bukti, bukan omongan saja. Kalau nemang bener jantan, coba langsung saja ngomong ke saya. Jangan beraninya dibelakang menjelek-jelekan,” tegas Hendry WAT.
Hendry juga menambahkan, ia sangat menyangkan jika masih ada oknum pemain perkutut yang bisa membuat suasana di Tasikmalaya tidak kondusif. Terkadang mereka hanya bisanya menilai dan menebak-nebak saja. “Padahal mereka tak bisa berbuat apa-apa. Ternak dan menghasilkan burung bagus juga tidak bisa, tapi menjelek-jelekan ternak orang lain. Kalau memang benar-benar konsekuen mungkin sudah jadi peternak sukses,” pungkasnya.
Tinggalkan Komentar