CILEGON, Agrobisburung.Com – Setiap melakoni hobi yang dijalani, mulai main perkutut, kicauan, merpati kolongan, dan kini kembali main perkutut lagi, Frans Bell-Man Cilegon selalu tampil ‘all out’ alias total demi mencapai kepuasan. Seperti yang dibuktikannnya selama tiga tahun terakhir ini, saat ia kembali menekuni dunia perkutut setelah sempat ditinggalkannya.
Bell-Man Team Cilegon.
Ia tetap memperlihatkan konsistensinya sebagai penghobi sejati, yang lebih mengejar kepuasan menikmati indahnya suara alam burung perkutut andalannya di arena konkurs. Seperti yang dilakukannya saat berlomba ke LPI #1 Pamekasan, Madura (11-12/2/23). Menempuh jarak sejauh 2.173 KM (Cilegon-Madura), Frans benar-benar menikmati perjalanan darat menuju Kota Garam.
Armada Bell-Man Team.
Perjuangannya membuahkan hasil yang menggembirakan. Tak sia-sia ia menempuh perjalanan jarak jauh, karena jagoannya Dewata (ring: Domisol) tampil gemilang di arena laga. Perolehan nilai 3 warna di babak pertama, 3 warna hitam di babak kedua, kemudian 4 warna di babak ketiga dan keempat, berakhir dengan kemenangan meyakinkan di kelas dewasa yunior.
Penyerahan juara 1 dewasa yunior di pamekasan.
Frans menikmati semua proses dalam menjalani hobi lamanya ini setelah sempat vakum selama 20 tahun. Selain menikmati perjalanan menuju lokasi lomba, ia juga merasa benar-benar menikmati indahnya irama Dewata saat berlaga. Apalagi jagoannya bisa meraih juara pertama. “Puji Tuhan, Alhamdulillah Dewata membuat hati senang dengan 3 warna, 3 warna hitam, 4 warna dan 4 warna. Terima kasih teman, panitia, juri dan team semua. Terima kasih Allah atas semua Berkat dan Berkah MU setiap saat. Amin,” ujar Frans.
Dewata dikerek dan diturunkan sendiri Frans Bell-Man.
Baginya, hobi itu harus dinikmati setelah disibukkan oleh rutinitas kerja. Dalam menekuni hobi perkutut, ia lebih fokus menyiapkan jagoannya ke lomba. Di lapangan pun jagoannya dikerek sendiri. Kemudian, ia menikmati keindahan suaranya di lapang saat lomba. Seperti halnya ketika ia menikmati indahnya alunan suara Dewata, yang memiliki karakter burung berirama iatimewa. “Dewata iramanya istimewa. Saya memang lebih menikmati burung berirama,” ungkapnya.
Dewata juara umum LPI 2022.
Sementara untuk ternak ia hanya memiliki 5-8 kandang saja. Dari hasil ternaknya, sudah beberapa anakan yang moncer. Diantaranya, Macan dan Indo Rama. “Kandang saya siapkan hanya untuk burung-burung juara-juara yang saya ternak. Dewata rencananya juga akan masuk kandang untuk mencetak generasi penerusnya,” tambahnya.
Pada musim konkurs 2022 lalu, ia sukses mengantarkan dua jagoannya diperingkat atas. Dewata sebagai juara umum di kelas dewasa yunior. Sedangkan Arta Jaya yang baru dilombakannya di LPI Piala Raja Yogyakarta, menempati peringkat keenam di kelas yang sama. Selain itu ia juga memiliki beberapa jagoan pelapis yang moncer, diantaranya Niagara, Raja Alam dan Laras Santang.
Musim konkurs nasional LPI 2023 di Pamekasan, Frans Bell-Man yang kerap hadir bersama kedua anaknya, Jason Bell-Man dan Jon Bell-Man, mengawali start-nya dengan baik setelah Dewata kembali menjadi yang terbaik. “Semoga preatasi terus sampai putaran LPI 2023 berakhir. Dan kembali jadi juara umum. Amiin,” harapnya. AB-AMA
Tinggalkan Komentar