Pepen Purnama (kiri) bersama H. Cholil (tengah) dan Andri Semar, dua sosok penting moncernya Mick Doohan (Cristal).

SUBANG, Agrobisburung.Com – Pepen Purnama, kungmania debutan asal Subang, Jawa Barat, bermain hobi perkutut belum lama. Akhir tahun 2021 lalu mulai terjun ke dunia perkutut. Sebelumnya ia dikenal aktif sebagai pegiat di bidang otomotif, sesuai kapasitasnya di dunia kerjanya. Salah satu kesuksesannya adalah membina para pembalap muda bertalenta dari berbagai daerah di klub Honda Golden Racing Team Jawa Barat yang dikelolanya. Puncak prestasinya adalah sukses melahirkan salah seorang pembalap potensial ke pentas internasional, yakni Andi Gilang, yang saat ini tengah berkiprah di ajang balap motor dunia Asia Road Racing Championship (ARRC) Supersport 600.

Pepen Purnama (kiri) bersama H. Cholil (tengah) dan Andri Semar, dua sosok penting moncernya Mick Doohan (Cristal).
Bersama Asen CRistal BF Surabaya

Ia kemudian aktif di dunia perkutut, yang diawali dari ketidaksengajaan. Ketika mendampingi anak asuhnya, Andi Gilang, bertanding di sirkuit Buriram Thailand, ia melihat burung perkutut. Kemudian penduduk sekitar mengatakan bahwa ini burung asalnya dari Indonesia. Kemudian ia juga sempat diberi mertua seekor perkutut lokal yang masuk ke rumahnya. Sejak saat itu ia mulai tertarik dan mencari informasi tentang burung perkutut yang ada di Indonesia.  “Lalu saya mulai mengoleksi beberapa burung perkutut Bangkok dan membeli segala kebutuhannya untuk dipelihara. Diantaranya, saya kenal Andri BF Bekasi, yang kemudian membimbing saya hingga kini,” terang Pepen.

Prestasi Lintas Blok saat di Salatiga
PArtisipasi di PAkualam VIII Jogjakarta
Aktif di dunia perkutut, Pepen mengaku lebih mendapat dukungan dari keluarga. Disamping hobi ini santai dan tidak banyak mengorbankan waktu bersama keluarga. Jika dibandingkan dengan saat aktif di otomotif, ia bisa hanya seminggu dalam sebulan tinggal di rumah. Karena kesibukkannya kerja sekaligus mengurus pertandingan balap motor bersama timnya. Sejak pandemi covid-19 aktifitasnya didunia otomotif mulai berkurang. Dan momen ini dimanfaatkannya untuk istirahat sejenak, sambil menikmati hobi barunya, main perkutut. “Dulu ngurusin motor dan pembalap muda berbakat. Sekarang ngurus anak burung perkutut,” kelakarnya.
Silaturahmi bersama Ketum Pusat usai lomba Paku Alam Cup VIII Yogya.
Bersama H Iwan TS Jombang di Pakualam VIII
Tangan dinginnya didunia otomotif sudah teruji. Bagaimana di hobi perkutut? Ternyata kepiawaiannya mencetak pembalap bertalenta hingga mendunia juga berlanjut di dunia perkutut. Ya, meski tergolong pemain baru, namun Pepen sudah mampu membuktikan keberhasilannya mengorbitkan burung-burung juara. Sejumlah nama yang sukses diorbitkannya antara lain, Mick Doohan (Cristal), Tulele (Cristal), DM (Cristal), Mahalia (Cristal), Gaukrodger (Cristal), Purnama (Trimurti), Golden Java (HDL), Toraja (KPOH), Sari (KPOH), Sydney (CMM), Larnelle (Fortune), DP (Fortune), GBS (Prokung), dan MWS (Andri).

Pepen Bersama Budi SP Semarang
Bersama enggal FDR Surabaya
Menurut Pepen, mayoritas burung-burung koleksinya masih berusia piyik. Rata-rata 3-5 bulanan. Termasuk Mick Doohan juga, andalannya yang sering moncer di kelas dewasa juga sebetulnya masih piyik. “Iya masih pada piyik. Mick Doohan juga masih piyik, cuma langsung dimainkan di kelas dewasa oleh H. Cholil yang ngerawatnya. Itu lah kehebatan H. Cholil, yang bisa bikin burung juara meski masih muda. H. Cholil memang mekanik terbaik di Indonesia menurut saya. Makanya, sementara ini Mick Doohan masih dipegang H. Cholil di Jawa Timur,” ungkapnya.

Markas Golden Kung BF Subang.
Diantara banyak koleksinya, didominasi produk Cristal BF Surabaya, Jawa Timur. Hingga memunculkan anggapan jika Pepen lebih fanatik terhadap produk Cristal. Menanggapi adanya penilaian tersebut, Pepen menerangkan, jika hal ini hanya kebetulan saja. Selain karena rekomendasi dari Andri Bekasi, juga memang produk Cristal punya kelebihan tersendiri. “Kebetulan produk Cristal bisa jalan ditangan saya. Andri juga yang kasih tau, Cristal lebih mudah diolah,” katanya.
Mick Doohan salah seekor jagoannya saat ini menjadi simbol keberhasilannya mengorbitkan burung juara, sekaligus menandai mulai berkibarnya bendera GOLDEN KUNG Bird Farm di pentas nasional. Prestasi yang ditorehkannya selama dua bulan terakhir ini, juga lumayan membanggakan untuk ukuran pemain debutan. Debut pertama Mick Doohan, yakni juara 3 di Bali dengan torehan 4 warna sekali. Kemudian, juara 1 Gebyar Ramadhan Semarang (4 warna sekali), juara 17 LPI #2: Sumenep, juara 3 Parlemen Cup Salatiga, dan terakhir juara 6 Paku Alam Cup VIII Yogyakarta, yang baru lalu. AB-AMA/end

Tinggalkan Komentar