WDT BF Surabaya Siapkan Jaipong & Jainal Sebagai “Ambasador” Produk berkualitasnya di Lapangan
WDT BF Surabaya Siapkan Jaipong & Jainal Sebagai “Ambasador” Produk berkualitasnya di Lapangan

Widai WDT Selalu mengandeng kungmania senior & Pemula untuk sama sama maju










SURABAYA, agrobisburung.com – Penantian panjang akan memiliki produk berkualitas nampaknya sudah mulai dibuktikan Wedai WDT selama terjun di hobi perkutut, comeback-nya di perkutut saat itu juga langsung ditandai dengan fokus untuk pengembangan kandang ternak. Setelah suskes dengan beberapa produk lomba yang sudah dimoncerkan kungmania, kini Wedai menyiapkan dua produk unggulan terbarunya untuk meramaikan persaingan lomba, keduanya diberi nama Jaipong /WDT 2254 K-6.S (betina) dan Jainal WDT 1694 kandang N-3.S (Jantan ). Jaipong dan Jainal menurut Wedai akan menjadi ‘Ambasador” produk WDT di pentas perkutut nasional karena memang memiliki kualitas.








Dua markas breeding WDT BF dibangun di Surabaya dijadikan “pabrik” untuk mencetak produk ternak yang berkualitas dan hasilnya saat ini benar benar mulai bisa terbukti, kandang kandang unggulan yang merupakan hasil oplosan selama ini sudah mencetak beberapa burung lomba. Seperti Singaraja yang dikawal Rusman memenangi latber di Mojokerto dan juga beberapa produk muda WDT yang dibawa Benny Mintarso juga kerab kali masuk di kejuaraan bergengsi. “Sabar dan telaten memang menjadi kunci sukses yang harus dimiliki setiap peternak dan itu harus dilakoninya selama menekuni hobi tentunya,” ucap Wedai saat ditemui agrobisburung.com di markasnya.



Keberhasilan ini membuat Wedai justru merasa memiliki tantangan tersendiri untuk pembuktian produknya di lapangan dan Wedai juga menyakinkan bahwa produk WDT ke depannya harus memiliki kualitas yang bagus. Dan keberhasilan ini tidak semerta merta menjadikan produk WDT sebagai yang terbaik, justru untuk menjawab tantangan tersebut dan mendapatkan pengalaman tambahan akan seluk beluk hobi perkutut, Ko Wedai mengundang beberapa kungmania beda generasi untuk ngobrol perkutut dari beberapa dekade. Ada Sandy BF, Tek Ming (Kungmania di era 1980), Tarjo, Dwi (Kungmania di era 1990) & Min Ming dekoe mania yang bakal terjun di perkutut. Mereka sharing tentang perkutut yang dari era ’80 sampai sekarang jelas memiliki perbedaan yang sangat berbeda.


Tek Ming yang sudah terjun sejak 1980-an mengungkapkan bahwa memiliki burung lomba juara merupakan kebanggaan tersendiri, saat itu ada namanya burung lawas Pelangi Indah miliknya yang asal muasalnya dari burung alam yang terseleksi dan dilomba. Pada dekade kungmania tidak melihat trah maupun kitir tetapi mendengarkan suara baru bisa diputuskan sebagai burung yang layak lomba atau tidak dan saat itu masih tidak ada kitir atau sertifikat karena suara burung akan menjadi pengangan. Kualitas suara sudah memperhatikan kualitas suara tengah (double) dan paling besar volume CB bawah. “Waktu memang bisa merubah segalanya dan kualitas burung sekarang ini mewah karena harus narik depannya, jalan tengahnya banyak serta harus bawa ujung lagi. Benar benar harus kungmania sejati yang bisa melakoninya,” ucap Tek Ming.
Sedangkan dari sudut pandang Dwi sebagai penghobi perkutut era 1990 an, dimasa ini banyak penghobi burung yang GAGAL karena hanya percaya sertifikat atau kitir tetapi tidak mendengarkan atau belajar kualitas suara dari burungnya. Hasilnya adalah kegagalan dan lagi lagi gagal yang tidak pernah habisnya. Pada era ’90 an burung favorit di lomba adalah Ronggeng bergelang KPP yang bukan dari kandang unggulan tetapi memiliki lagu indah, tengah double, ujung bagus dengan volume suara CB. Sedangkan dari sudut pandang Tarjo penghobi perkutut era tahun 1990 sampai sekarang secara garis besar hampir sama dengan Dwi dengan tambahan tengah double plus hingga triple ujung bagus , vol CB atas dengan lagu harus tetap indah. “Untuk crossing tidak hanya melihat lihat kitir dulu tetapi peternak sudah mempertimbangkan kualitas suaranya dulu dengan hati hati dan jelas. jangan asal comot kitir,”.

Menurut Wedai yang melakoni sendiri hobi perkutut sejak 1900-an mengatakan bahwa saat ini hobi perkutut sudah sangat maju dalam segala hal, dan pengalaman dari ke 3 kungmania diatas buat WDT Bird farm bisa menjadikan usul usul tesrebut sebagai masukan yang sangat berguna. Sekarang pun materi yg dipakai oleh WDT bird bukan trah mewah. tetapi hasilnya adalah burung burung berkualitas baik untuk lomba maupun untuk bibitan kandang. “Tentunya saya sangat bersyukur karena berjalan waktu juga mengantarkan saya melihat hasil ternak sudah mengikuti trend saat ini dengan kualitas yang bisa dibuktikan di lapangan tentunya. Dan saya bersama produk WDT lainnya sudah siap meluncurkan ambasador ambasador baru sekelas Jaipong dan Jainal, ” kata Wedai. AB-END
Tinggalkan Komentar





Tinggalkan Komentar