Panitia & juri foto bersama seusai acara

SURABAYA, agrobisburung.com – Gantang Bareng yang digelar rutin Perkumpulan Penggemar  & Pelestari Puter Seluruh Indonesia (P4SI) pengcab Surabaya untuk kali ke III di gantangan IBM BC (5/8) mampu mengantarkan Paku Mas yang sejak awal nancep (baca : rajin bunyi) di nomor 62 untuk tampil sebagai juara I, selain itu banyak melahirkan puter-puter baru yang sebelumnya pemiliknya saja tidak menyangka bisa masuk 10 besar tetapi kenyataan di lapangan mampu naik tahta sehingga layak keluar sebagai juara.

Paku Mas Mahir Jaya BF juara I
Nawan joki MJ BF sukses kawal Paku Mas dan Samson

Paku Mas yang menggunakan ring MJ 23 sejak awal memang sudah menunjukan kualitas suaranya layak untuk dinaikan benderanya, puter hasil ternak kandang Mahir Jaya bird farm milik Harnadi Sidoarjo sendiri ini memang layak menjadi favorit, meskipun perfomanya belum tampil maksimal, tetapi prospek kedepan justru lebih baik. “Makanya kita coba di Gantang Bareng atau Latber, biar melatih mental untuk bisa menjadi fighter, ternyata prediksi kami tepat dari trah-trah jawara ini pasti mentalnya bagus,” ujar Nawan joki MJ bird farm.

Panitia juri dan sebagian peserta kompak sebelum acara

Yang mengejutkan adalah Sulton burung andalan Anang Kusno Surabaya ini memang tidak diprediksi pemiliknya untuk bisa masuk jajaran juara apalagi 5 besar. Anang sendiri sudah 3 kali membawa puter tersebut ke arena hanya saja belum berani ikut gantangkan. “Kalau suara memang lumayan tetapi kan burung muda takut nanti mentalnya kurang tidak mau kerja, karena ini Gantang Bareng untuk pemula ya sudah kita turunkan ternyata bisa tampil maksimal dan menyebet juara II,” ungkap Nanang gembira.

Panitia & juri foto bersama seusai acara

Nasib baik juga dialamai Panji burung milik Ratnadi Tuban ini justru baru dibelinya dari showroom bersama Laris Manis karena belum sempat diambil akhirnya disuruh untuk ikut Gantang Bareng bahkan puter yang memakai ring Cristal 509 merupakan anak dari PNR 022 dengan Batara 73 ini tidak disiapkan sama sekali. Termasuk tidak ada pasangan dan pola makan serta perawatan lainnya seperti jemur dan pemberian jamu atau vitamin belum dilakukan sama sekali, tetapi karena mentalnya bagus suaranya lumayan dan rajin bunyi akhirnya masuk 10 besar diurutan ke IX.

Suprianto pemilik SJT BF terima tropi dari Muklis salah satu juri P4SI

Bahkan setelah dicek di showroom yang ada di samping gantangan puter IBM – P4SI Surabaya ini ternyata ada 2 ekor adik Panji tetapi umurnya masih terlalu muda sekitar 3 bulanan yaitu ring Cristal 69 dan 70 yang sama persis induknya dengan Cristal 509 yaitu anak PNR 022 dengan Batara 73. Tentu ini belum diketahui suaranya karena masih di kandang bersama (baca : gropyokan), tetapi melihat saudaranya yang menunjukan kualitasnya biasanya tidak jauh berbeda bahkan bisa lebih bagus.

Secara bertahap sarana lomba P4SI terus bertamba

Begitu juga dengan Imam Wahyudi yang baru kali pertama turun ke gantangan IBM ternyata sukses mengantarkan Suket I yang bertengger di gantangan no 26 mampu menempati posisi ke X. “Awalnya kami ragu untuk turun apalagi kami pemula, sehingga keberanian untuk langsung turun di Latber juga enggan apalagi materi pas-pasan, berhubung saya lihat ada Gantang Bareng yang untuk pemula akhirnya kami ikut coba-coba ternyata bisa menembus juara, tentu ini awal yang bisa memotivasi saya,” ujar Wayudi.

Imam Wahyudi antarkan Suket di posisi ke X

Menurut  Subiantono ketua P4SI Surabaya acara Gantang Bareng rutin digelar tiap hari Rabu ini memang untuk memberi kesempatan pada puter-puter pemula untuk unjuk gigi sebelum disiapkan turun ke arena Latber atau lomba yang lebih besar. “Untuk itu saya berharap burung-burung yang sudah pernah juara 5 besar di Latber apalagi Latpres atau lomba besar jangan sampai turun ke Gantang Bareng,” pinta Subik.

“Tetapi karena keterbatasan kemampuan panitia kami tidak bisa mendeteksi keseluruhan peserta kalau ada burung yang sudah pernah juara lomba dan ganti nama itu di luar kemampuan kami, untuk itu kami percayakan peserta untuk fair karena kalau jika menang dan turun kelas kan kurang kebangganya,” tambah Subik pemilik Wanoro Seto bird farm.  AB-UTE

Tinggalkan Komentar