Bereputasi, Wal BF Surabaya Jadi Rujukan Penghobi Puter Pelung Cari Gacoan
Bereputasi, Wal BF Surabaya Jadi Rujukan Penghobi Puter Pelung Cari Gacoan
SURABAYA, agrobisburung.com – Di kalangan penghobi Puter Pelung Wal Bird Farm (BF) sudah tidak asing lagi, bahkan beberapa penghobi selalu menjadikan farm milik Agus Waluyo ini sebagai rujukan untuk mencari gacoan (baca : burung andalan) yang akan diturunkan di arena kontes. Pengakuan ini karena hasil ternak kandang yang ada di kawasan Kobonsari Surabaya ini selalu melahirkan jawara, mulai tingkat lokal, regional bahkan nasional sehingga reputasinya tidak tidak diragukan lagi.
Beberapa prestasi yang telah diraih WAL Bf diantaranya juara II Piala Presiden di Jogjakarta, Juara Semar Gede Cup Sidoarjo, Juara Pangdam Cup, Juara I Pemecahan rekor Muri pada Pesona Sidoarjo Bangkit yang digelar bersamaan di 12 Kabupaten/Kota se Indonesia yaitu Sidoarjo, Lombok Timur, Denpasar, Sumenep, Pamekasan, Nganjuk, Semarang, Solo, Blitar, Mojokerto, Jogjakarta dan Madiun (8/3). Serta beberapa juara lainnya yang tak terhitung.
Menurut Agus Wal panggilan sehari-hari Agus Waluyo, hobi Puter Pelung yang sudah diseriusi sejak beberapa tahun lalu ini memang memanghasilkan cukup banyak jawara. Sehingga saudara, anakan hingga cucu hasil ternakan selalu habis dibeli penghobi. Bahkan tidak jarang Puter Pelung Mania karena takut tidak kebagian begitu baru netas umur 1-2 minggu sudah diambil
Muhamad Halili (30 tahun) anak kandang sekaligus joki Wal BF mengatakan bahwa beberapa andalan Wal yang memiliki nama besar karena prestasinya di lapangan diantaranya Mamo, Zept, Sangkuriang serta banyak lainya. “Bahkan kini anak-anak dari 3 andalan itu hampir tidak tersisa di kandang karena habis diminati penghobi,” ujar Halili. “Kita ini mau tidak melepas gimana kadang yang minat teman sendiri, nanti dikira yang bagus disimpan, ya mau gimana lagi kalau ada penghobi yang tertarik mana saja tetap kami berikan,” tambah Agus.
Halili lantas mengungkapkan, untuk menjadikan Puter Pelung juara memang harus dari trah atau galur champion, namun memang tidak semua trah juara bisa jadi juara, selain dari dasar burungnya sendiri juga faktor perawatan menjadi salah satu penentu yang tidak bisa diabaikan. “Umumnya kalau burung burung dalam pantauan yang akan dibawa ke arena kontes atau lolos seleksi, baru dilakukan treatment sebelum lomba,” ungkap Pria kelahiran Pamekasan.
“Biasanya 2 minggu atau maksimal 1 bulan setelah anaknya menetas, induknya kami pisah antara pejantan dan betina ditempatkan di sangkar, tidak lagi di kandang tempat mengeram dan membesarkan anak-anaknya,” papar Halili. Indukan yang sudah dipisah sama-sama dilakukan treatment selain dimandikan dan jemur setiap minggu sekali, juga diberi vitamin seperti minyak ikan dan B-komplek 2-3 hari sekali, disamping juga diberikan jamu untuk meningkatkan stamina dan membersihkan suara.
Kurang 2-3 hari menjelang hari H pasanganya dimasukan dalam satu sangkar, hingga sampai menjelang pelaksanaan lomba. “Baru menjelang naik ke gantangan betina pasanganya diambil. “Jika kondisi staminanya prima dan libidonya naik maka Puter Pelung akan menampilkan suaranya secara maksimal, baik dari segi kualitas maupun frekwensinya,” ujar Halili. AB-EJO
Tinggalkan Komentar