Transaksi Disaat Pandemi, Produk Unggulan Trisula BF Garut Diboyong HRS BF Bekasi

TRANSAKSI ANTARA TRISULA BF KE HRS BF DI SAAT PANDEMI

GARUT – AGROBISBURUNG.COM. Disaat wabah pandemi corona (covid-19) masih melanda Tanah Air, segala aktifitas diberbagai aspek kehidupan pun dibatasi. Tak terkecuali di dunia hobi burung perkutut. Setelah lomba libur selama 3 bulan, berdampak pada menurunnya perputaran bisnis (jual-beli) burung perkutut. Transaksi jual beli burung perkutut mulai menurun grafiknya.

TRANSAKSI ANTARA TRISULA BF KE HRS BF DI SAAT PANDEMI

Namun, disaat kondisi seperti saat ini tak disangka-sangka  H. Abdul Latief Trisula BF Garut mendapatkan rejeki di penghujung bulan Ramadhan. “Alhamdulillah, berkah Ramadhan dan idul Fitri. Dua ekor ring Trisula 041 K 222 (Golden 415 x Tio 068) dan Trisula 039 K 111 ( VR 46 x Kaswari 384) diboyong Soeharto ke markasnya,  yaitu HRS BF  Bekasi,” jelas H. Latief.  

Menururt H. Latief, transaksi ini tidak diduga sebelumnya. Karena ia baru ketemu dan baru kenal. Tapi Alhamdulillah, ternyata alasannya karena tipe anakan Trisula BF yang memang lagi dicari Soeharto untuk melengkapi materi kandang unggulan HRS BF.  “Sebab setelah mendengarkan air suara dan iramanya, ternyata beliau langsung tertarik. Bahkan beliau langsung minta nomer rekening,.  Transaksi berlangsung cepat dan tidak alot. Dengan mahar Rp 20 juta untuk 2 ekor burung, terjadilah kesepakatan dan deal,” bebernya. H Latief menambahkan, pihaknya tidak bisa menahan walau sebenarnya agak berat melepasnya. “Tapi suatu kehormatan bagi saya kalau anakan Trisula BF dipinang sekaliber owner HRS BF,” tambahnya. 

Kandang 111 dan 222 merupakan salah dua kandang unggulan Trisula BF. Kedua kandang tersebut banyak menelorkan anakan prospektif dengan kualitas merata. Diantara yang sudah muncul yaitu Bagja, andalan H. Aep ketua P3Si Pengda Garut. Bagja adalah kakak pertama dari K 111. Kemudian ada beberaap lagi adik-adiknya Bagka yang sedang disiapkan. “Yang lainya masih belum sempat dilombain karena keburu pandemi covid-19,” ujarnya. 

Secara personal, H. Latief merupakan senior di dunia perkutut. Pernah berkecimpung sebagai juri. Kemudian usai pensiun dari juri lanjut mendalami dunia breeding perkutut secara langsung beberapa tahun terakhir ini. Mengusung bendera Trisula BF, ia berharap pengalamannya selama ini bisa dicurahkan untuk bisa menghasilkan generasi juara. Setidaknya, selama 5 tahun terakhir ini H Latief eksis di lapang dan kandang. Ia juga banyak mengirim anakan burung-burungnya keberbagai blok, khususnya wilayah Jawa Timur. AB-AMA/end

Tinggalkan Komentar