PIYIK PIYIK MURAI BATU BER RING TANDA HASIL BREEDING

T

AGROBISBURUNG.COM – ORGANIZER.Memasuki tahun 2019, ada pergeseran trend di lomba burung berkicau. Hal itu dipicu dengan munculnya Peraturan Menteri Lingkungan Hidup (KLH) Nomor 20 Tahun 2018. Peraturan Menteri KLH itu sempat memantik gerakan komunitas perburungan. Mereka melakukan aksi demo untuk memprotes munculnya Permen-KLH yang dinilai membatasi ruang gerak mereka. Mencermati keadaan itu, akhirnya pihak KLH, melalui Direktorat Konsevasi Keanekaragaman Hayati yang dijabat Drh. Indra Exploitasia, M.Si., mengundang para tokoh kicau mania. Bertempat di Hotel Padjajaran Suites Kota Bogor, tanggal 4 September 2018, pihak KLH berdialog masalah status perlindungan beberapa jenis burung berkicau yang selama ini dilombakan dan ditangkarkan komunitas kicau mania.

Hery Soegiono, SH., M.H., di suatu kontes kicauan gelaran Radjawali Indonesia bersama Sofyan Juandi.
PRESIDEN RI, JOKOWI SUKA DENGAN BURUNG MURAI DALAM EVEN BNR
SUASANA KELAS LOMBA MJRAI

“Hasil dialog itu akhirnya tiga jenis burung (Cucak Rowo, Jalak Suren, dan Murai Batu) ditarik dari lampiran Permen-KLH. Itu juga karena usulan komunitas kicau mania yang disampaikan kepada KLH pada 14 Agustus 2018,” ungkap H. Andhika, Penasehat BnR Pusat yang diamini beberapa organisasi lainnya, seperti PBI dan Radjawali Indonesia. Meski tiga jenis burung tersebut telah dicabut, lanjut Andhika, disisi lain pemerintah juga meminta konsekuensi. Dalam hal ini pemerintah mengharapkan komunitas perburungan dapat turut serta melestarikan burung.

PBI PAKEM MEMBUKA KELAS LOMBA BER RING (MURAI BATU , CUCAK ROWO, ANIS KEMBANG)
BURUNG LOMBA BERKICAU TRENNYA BAKAL MEMAKAI RING

“Kita diharapkan bisa membantu dalam unsur pelestarian, baik secara exsitu maupun insitu. Oleh karenanya, seluruh breeder burung harus memberikan tanda berupa ring dan mendaftarkan kegiatannya ke pemerintah melalui Badan Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) di wilayah masing-masing,” ucap Sofyan Juandi, Panglima Radjawali Indonesia itu menegaskan. Secara faktual, baik BnR, Radjawali Indonesia, maupun PBI (Pelestari Burung Indonesia) dalam gelaran lombanya selalu menyertakan kelas Ring. Meski tidak semua burung dapat ditangkarkan, minimal upaya-upaya para event organizer perburungan itu adalah bukti komitmen mereka pada pemerintah.

PIYIK PIYIK MURAI BATU BER RING TANDA HASIL BREEDING
PENJUALAN DIRECT. Pesanam Ring Kicauan “Raja Ring” mulai naik grafiknya

“Kita sudah sejak lama menerapkan kelas ring di lomba burung. Beberapa jenis sudah kita patenkan. Seperti Murai Batu, Anis Kembang, Kacer, dan Kenari. Level apapun lomba yang kita gelar, kelas Ring pasti ada dalam kontesnya,” ungkap Hery Soegiono, SH., M.H., Ketua PBI Pengda Jatim.

PESERTA KELAS MURAI

Sebagai organisasi perburungan tertua di Indonesia, lanjut Hery, sudah menjadi kewajiban bila PBI memberikan wacana pelestarian. Tak sedikit dari kicau mania binaan PBI yang berhasil melakukan penangkaran burung-burung lokal Indonesia. “Trend lomba burung ber-Ring harus dipacu lebih besar lagi di lomba kicauan. Hobi berjalan dan kita tetap wajib peduli dengan lingkungan alam sekitar kita,” ujarnya berkomitmen.

Ring produksi Raja Ring

Tinggalkan Komentar