Darso BF Sidoarjo Konsisten di Varian Camport











SIDOARJO. Saat ditemui di rumah sekaligus Bird Farm-nya, Gg Kelinci Bangah Sidoarjo, Senin (3/12) malam, Darso sedikit curcol (curhat colongan) terkait cuaca serta pengaruhnya terhadap hasil silangan maupun breeding biasa.







“Contohnya anakan blackthroat, mati karena cuaca panas belum lama ini, sampai dua belasan ekor jumlahnya. Dilihat dari kuantitas memang tidak besar tapi, pelanggan kadang menunggu hasil ternakan saya. Pernah, saya coba tawarkan anakan punya teman, mereka tidak mau burung yang enggak pakai ring dari Darso BF, repot juga kalau perputaran agak tersendat begini,” ujarnya.



Terkadang, Ia bereksperimen dengan sepasang indukan baru, tidak jarang bukan jalan mulus yang dijumpai malah zonk di depan mata. “Kayak sepasang burung di atas kolam ikan koi teras depan rumah. Itu saya ambil dari Bali, mirip Lovebird tapi bukan, sudah lima bulan saya pindah ke kandang lebih besar, ya gak muncul-muncul anaknya,” tuturnya.

Bukan breeder namanya kalau patah arang menghadapi kejadian seperti itu. Karena Darso, memulai usaha berbasis hobi tidak satu dua tahun. Ia sempat menikmati manisnya panen daun keluarga anthurium. Pelanggan dari Kalimantan, Yogyakarta, Solo, Bandung didapatnya dari rajin turun kontes burung nasional, di antaranya Piala Radja, Pakde Karwo dan pernah jadi juara 1 event Sien Rony Cup di Malang, notabene dikenal sebagai pemain Camport (Campuran Import) Nasional.

Sekarang, di lantai dua rumahnya ada banyak varian di dalam kandang breeding. Antara lain, burung impor dari belanda, Belgi Bosso. Kenari Yorkshire, serta silangan kenari sangkuk Belgi Bosso dengan Scotfancy. Ada Lovebird Ewing serta Kenari F2 turunan Yorkshire dengan F1. Tidak lupa, silangan White Belied dengan Mexican Roudmus juga hasil perkawinan Mexican dengan Kenari. abiko






Tinggalkan Komentar